Wisuda S1 Institut Koperasi Indonesia

Ngafatun Nur Fauziah, Nur Imroatus Shalikhah.SE, Bayu Candra Irawan.SE

Penggerak Koperasi

Serba serbi Koperasi segala sesuatu seputar Pegelolaan Koperasi

Manajemen Perusahaan Koperasi

Menyajikan Ilmu dan Seni Dalam menjalankan fungsi Perusahaan

Profil Koperasi

Contoh Koperasi yang baik dan sukses

Wirausaha

Inspirasi dan Motivasi dunia Wirausaha

Jumat, 31 Oktober 2014

Definisi Prestasi Kerja Karyawan




Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan dan menuntut agar seluruh karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Namun karyawan tidak dapat diperlakukan seenaknya seperti menggunakan faktor-faktor produksi lainnya (mesin, modal, dan bahan baku). Karyawan juga harus selalu diikut sertakan dalam setiap kegiatan serta memberikan peran aktif untuk menggunakan alat-alat yang ada. Karena tanpa peran aktif karyawan, alat-alat canggih yang dimiliki tidak ada artinya bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Menurut Hasibuan ( 2008 : 94 ) menyatakan bahwa: “Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas–tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan , pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”.

Mangkunegara (2002 : 33) menyatakan: “Prestasi kerja dari kata job performance atau actual performance adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Maier  dalam As’ad (2001 : 63) menjelaskan bahwa: “Kriteria ukuran prestasi kerja adalah : kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi, dan keselamatan dalam menjalankan pekerjaan. Dimensi mana yang penting adalah berbeda antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain”.

Menurut Heidjrahman dan Husnan (2002 : 188): “Prestasi kerja dapat ditafsirkan sebagai arti pentingnya suatu pekerjaan, tingkat keterampilan yang diperlukan, kemajuan dan tingkat penyelesaian suatu pekerjaan. Prestasi kerja merupakan proses tingkat mengukur dan menilai tingkat keberhasilan seseorang dalam pencapaian tujuan”.

Selanjutnya Rivai (2004:309) mengatakan bahwa : “Prestasi Kerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan”.

Cara Menghitung Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Anggota Koperasi



Berikut ini diuraikan secara kompleks arti dari sisa hasil usaha dalam koperasi atau yang lebih dikenal dengan (SHU) koperasi. SHU Koperasi adalah sebagai selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (total revenue ) atau biasa dilambangkan (TR) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost) dengan lambang (TC) dalam satu tahun waktu. Lebih lanjut pembahasan mengenai pengertian koperasi bila ditinjau menurut UU No.25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut:
·     SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
·         SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
·         Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
·     Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
·     Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
·        Semakin besar transaksi(usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.
Dalam proses penghitungannya, nilai SHU anggota dapat dilakukan apabila beberapa informasi dasar diketahui sebagai berikut:
1.    SHU total kopersi pada satu tahun buku
2.    bagian (persentase) SHU anggota
3.    total simpanan seluruh anggota
4.    total seluruh transaksi usaha ( volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota
5.    jumlah simpanan per anggota
6.    omzet atau volume usaha per anggota
7.    bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
8.    bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota.
Rumus Pembagian SHU
Menurut UU RI No. 25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian pasal 5 ayat1
       Mengatakan bahwa“pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
       Didalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut: Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan 5%, dana pendidikan 5%, danasosial 5%, danapembangunanlingkungan 5%.
       Tidak semua komponen diatas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.
Perumusan :
SHU = JUA + JMA,
 dimana
SHU = Va/Vuk . JUA + Sa/Tms . JMA
Dengan keterangan sebagai berikut :
SHU          : sisa hasil usaha
JUA           : jasa usaha anggota
JMA          : jasa modal sendiri
Tms          : total modal sendiri
Va             : volume anggota
Vak           : volume usaha total kepuasan
Sa             : jumlah simpanan anggota


Kamis, 30 Oktober 2014

Galeri Bung Hatta





Pahlawan Pembela Cita-Cita

Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dkenal namanya, tetepi semata-mata untuk membela cita-cita.

Tujuan dan Manfaat Penyusunan Arus Kas

Sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.Laporan arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan informasi tentang aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan basis kas (cash basis) selama periode akuntansi tertentu.
Menurut Financial Accounting Standard Board, informasi yang diberikan dalam suatu laporan kas, jika digunakan dengan pengungkapan yang berkaitan dan laporan keuangan lainnya, harus membantu investor, kreditor dan pihak lainnya untuk:
1.  Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa depan.
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, kemampuan membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan eksternal.
3.    Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan serta pengeluaran kas yang berkaitan.
4.  Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baiuk kas maupun non kas terhadap posisi keuangan suatu perusahaan selama satu periode tertentu.

Jadi informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.

Selasa, 28 Oktober 2014

Kamu Manager Or Leader?

Sahabat dapat menjadi manajer dan leader pada saat yang sama, tetapi hanya karena Anda seorang pemimpin fenomenal tidak menjamin akan menjadi manajer yang hebat, dan sebaliknya, jadi apa perbedaannya ?
1.    Leader melakukan inovasi, sedangkan manajer mengelola.Ini berarti bahwa seorang leader atau pemimpin adalah orang yang datang dengan ide-ide baru dan menggerakkan seluruh organisasi ke dalam fase berpikir untuk maju. Di sisi lain, manajer mempertahankan apa yang telah ditetapkan. Orang ini harus mempertahankan kontrol dan mengatasi gangguan dalam organisasi yang mungkin ada.
2.    Leader menginspirasi sementara manajer bergantung pada kontrol.Seorang pemimpin adalah seseorang yang menginspirasi orang lain untuk menjadi yang terbaik dan tahu cara yang tepat mengatur tempo serta kecepatan untuk seluruh kelompok. Kepemimpinan adalah bukan apa yang Sahabat lakukan-tetapi apa yang orang lain lakukan sebagai respon dari Sahabat. Jika tidak ada yang muncul di barisan, maka Anda bukanlah  seorang pemimpin. Adapun manajer, tugas mereka adalah untuk mempertahankan kontrol atas orang dengan membantu mereka mengembangkan aset mereka sendiri dan mengeluarkan bakat mereka yang terbesar.
3.  Pemimpin bertanya “what” dan “why,” sedangkan manajer bertanya “how”.Jika perusahaan Sahabat mengalami kegagalan, pekerjaan leader adalah untuk datang dan berkata, “Apa yang kita pelajari dari hal ini?” Dan “Bagaimana kita menggunakan kegagalan  ini untuk memperjelas tujuan kita atau mendapatkan sesuatu yang lebih baik?” Sebaliknya, manajer tidak benar-benar berpikir tentang apa artinya kegagalan.Tugas mereka adalah untuk bertanya “bagaimana” dan “kapan” untuk memastikan mereka melaksanakan rencana yang sesuai. Manajer menerima status quo dan lebih seperti tentara di militer. Mereka tahu bahwa perintah dan rencana yang penting dan tugas mereka adalah untuk menjaga visi mereka pada tujuan perusahaan saat ini


Senin, 27 Oktober 2014

Strategi Dalam Menentukan Harga Produk

Terdapat berbagai cara dalam menentukan harga. Masing-masing cara tersebut digunakan di situasi yang berbeda. Pasalnya, harga merupakan faktor yang menentukan dalam menentukan sukses bisnis Anda. Berikut bebarapa strategi dalam menentukan harga produk;
Product prices
Penentuan harga yang optimal tidak hanya tergantung pada ongkos produksi yang Anda keluarkan dalam memproduksi barang dan jasa. Faktor-faktor seperti kompetitor, suplier, dan ketersediaan barang pengganti turut andil dalam menentukan harga. Berikut akan kami sampaikan berbagai strategi harga yang digunakan di situasi yang berbeda.
Biaya tambah mark up
Dengan strategi ini, Anda menentukan profit yang diinginkan sebelum menentapkan harga. Metode ini membantu Anda fokus pada profit, tapi dapat juga menyebabkan harga diluar harapan konsumen dan harga dari perusahaan saingan.
Harga bersaing
Dalam menetapkan harga yang bersaing di pasar, Anda harus melihat harga yang ditawarkan kompetitor dan menggunakannya sebagai patokan untuk menetapkan harga produk Anda. Strategi Anda akan menentukan apakah harga Anda setara, sedikit di bawah, atau sedikit di atas pesaing.
Price skimming
Metode ini dapat Anda gunakan jika mempunyai produk yang unik dan tidak memiliki barang penganti.  Harga yang ditentukan tinggi, sehingga memberikan margin yang tinggi bagi penjual. Pembelinya adalah mereka yang mau membayar karena keunikan produk tersebut. Dalam hal produk kebutuhan pokok, konsumen tidak memiliki pilihan lain. Seringkali, price skimming adalah strategi jangka pendek saat pesaing juga memasarkan produk yang sama, harga diturunkan.
Penetration pricing

Metode ini merupakan lawan dari price skimming. Harga ditentukan di bawah biaya dengan tujuan mendapatkan market share yang besar. Karena penetrasion price tidak mencakup biaya, ini juga strategi sementara. Karena strategi ini menguntungkan, konsumen harus bersedia membayar harga normal, harga yang lebih tinggi.

Koperasi Produsen Susu Terbesar Di Dunia

Campina merupakan merek makanan berbasis susu yang masyur di dunia, adalah koperasi susu yang menghimpun peternak dari Belanda, Belgia dan Jerman. Setelah sukses menyatukan koperasi di tiga negara, Campina siap melakukan merger dengan koperasi raksasa lainnya, Friesland.
Anda mungkin bukan penggemar es krim. Tapi, ketika mendengar nama Campina, kemungkinan besar Anda tahu bahwa itu merek es krim. Ya, di Indonesia, Campina memang telah menjadi salah satu merek es krim paling terkenal. Tapi, tahukah Anda, Campina adalah sebuah koperasi peternak sapi susu?
Dengan volume produksi yang menghabiskan 4,8 miliar kg susu per tahun (2007), Campina tentu saja merupakan industri skala raksasa. Jangkauan pemasarannya saja, menembus lebih dari 20 negara, termasuk Indonesia. Di Eopa, Campina dikenal sebagai produsen jenis makanan berbasis susu lainnya, seperti susu segar, yoghurt, keju, mentega, daging tiruan (terbuat dari susu), serta bumbu.
Es krim Campina sendiri sangat khas, karena sebetulnya bukan es tapi susu, sehingga menyehatkan. Di Indonesia, Campina sudah mulai memperkenalkan es krimnya sebagai susu, seperti yang tampak pada iklannya di televisi. Sebagai industri, Campina memang hanya konsen menyediakan produk makanan sehat untuk konsumennya. Awalnya, Campina adalah sebuah koperasi kecil, yang dibentuk oleh para peternak di daerah Tungelroy, Belanda, pada 1892. Ketika itu, fungsi koperasi hanya sebatas untuk menekan risiko dan menghemat biaya produksi susu setiap anggotanya. Antara lain, dengan melakukan pembelian pakan secara bersama, dan penggunaan alat pengolah susu (cooling unit) secara bersama.
Di beberapa daerah lain, juga berdiri koperasi-koperasi petani susu. Semuanya bergerak dalam skala yang sangat terbatas. Pada 1947, terjadi langkah besar. Koperasi-koperasi peternak itu, melakukan merger. Tujuannya, agar bisa melakukan kegiatan lebih luas, terutama memproduksi susu menjadi produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi. Dengan jumlah anggota yang lebih banyak, koperasi hasil merger yang diberi nama DMV Campina tersebut dapat mendirikan sebuah pabrik, lengkap dengan peralatan modern. Pada saat itu juga, koperasi menggunakan merek Campina untuk setiap produk yang dihasilkannya. Perkembangan DMV Campina, ternyata menarik perhatian para peternak yang ada di negeri tetangga, Belgia, yang juga tergabung dalam koperasi Der Verboerdering. Mulai 1980, kedua koperasi itu pun bekerja sama dalam penjualan keju, mentega dan susu bubuk Inilah langkah awal koperasi DMV Campina melakukan penjualan di luar Belanda. Karena perkembangannya bagus, lantas pada 1989 kedua koperasi peternak itu meningkatkan hubungannya lebih jauh lagi, yaitu bekerja sama membentuk Campina Melkunie. Pada 1997, koperasi peternak di Jerman, Milchwerke Koln/Wuppertal (MKW) yang sudah terkenal mengibarkan merek Tuffi, ikut bergabung. Pada 2003, ketiga koperasi tersebut melakukan merger (penggabungan) sepenuhnya. Nama Campina bukan hanya digunakan untuk merek produk, tetapi juga menjadi nama koperasi dan perusahaan. Ketika itu, produk Campina sudah melenggang di pasar lebih dari 20 negara.
Kini, Campina berkibar sebagai panji kejayaan para peternak anggota koperasi di Belanda, Belgia dan Jerman. Dari kebutuhan susu segar sebanyak 4,8 miliar kg (2007), 3,4 juta miliar kg di antaranya dipasok oleh anggota koperasi. Jumlah anggota Koperasi Campina, mencapai 7.768 orang. Dengan prinsip working together, antara koperasi dengan anggota terjalin kerja sama produktif untuk terus meningkatkan pangsa pasar. Setiap anggota, berkewajiban menjaga agar sapinya menghasilkan susu kualitas terbaik, sedangkan koperasi berusaha mengembangkan pemasaran agar bisa memberikan harga pembelian susu yang juga terbaik untuk anggotanya. Peternakan sapi, umumnya menjadi usaha turun temurun dalam keluarga anggota. Karena itu, mereka bukan hanya konsen pada keuntungan jangka pendek, tetapi juga pada keuntungan jangka panjang, terutama dengan menyepakati langkah koperasi untuk melakukan terus investasi dalam rangka pengembangan dan kesinambungan bisnis.
Kendati sudah menjadi perusahaan skala internasional, Koperasi Campina tetap menjaga agar anggota terlibat sangat dekat dengan pengelolaan perusahaan, antara lain melalui kepengurusan koperasi dan komite khusus anggota yang dipilih setiap tiga tahun. Dua kali dalam setahun pengurus dan eksekutif koperasi melakukan pertemuan, untuk membahas perkembangan terakhir dari bisnis dan masalah atau aspirasi anggota. Agar hubungan dengan anggota bisa dilakukan secara intensif, koperasi mengelompokkannya berdasarkan distrik. Dalam kelompok distrik inilah, anggota lebih banyak melakukan pertemuan, yang hasilnya menjadi masukan untuk menetapkan kebijakan koperasi. Sebaliknya, melalui kelompok ini pula koperasi bisa lebih efektif melakukan pembinaan, khususnya menyangkut jaminan kualitas susu dari anggota.
Sebagai peternak, setiap anggota koperasi adalah seorang pengusaha atau produsen susu yang independen. Anggota yang memiliki lahan peternakan besar, bahkan ada yang mengembangkan wisata agro. Namun begitu, mereka merasa penting untuk tetap bergabung dalam Koperasi Campina, karena kebutuhan untuk memperoleh nilai tambah setinggi-tingginya dari setiap susu yang dihasilkannya. Terlebih, koperasi juga memberikan layanan lain yang sangat bermanfaat dalam meningkatkan produksi susu sekaligus menjaga kualitasnya.
Sebagai anggota koperasi, misalnya, peternak tidak perlu pusing dengan regenerasi sapinya, karena koperasi memiliki peternakan anak sapi perah yang kualitasnya dijamin. Soal pasokan pakan juga, koperasi memberikan jaminan ketersediaannya dan anggota bisa memperoleh dengan harga relatif lebih murah dibanding di pasar umum.

Kesinambungan bisnis Campina, bukan hanya ditopang oleh perolehan laba, tetapi juga oleh keterlibatan anggota dan kepedulian pada lingkungan. Hal yang disebut terakhir, secara konsisten diterapkan mulai dari pemeliharaan sapi oleh anggota, sampai proses produksi oleh perusahaan. Dengan logo hijau, Campina menjamin setiap produknya benar-benar alami, bernilai tinggi dan menyehatkan setiap orang. Dalam satu tahun, total penjualan seluruh produk Campina mencapai 4 miliar Euro. Di samping produk makanan berbasis susu, Campina juga melakukan diversifikasi bisnis dengan merambah sektor farmasi. Sekarang ini, Koperasi Campina sedang bersiap melakukan satu langkah besar lagi, yaitu merger dengan koperasi sejenis dari Belanda, yang juga telah mencapai skala raksasa: Friesland (di Indonesia dikenal sebagai produsen Susu Bendera). Penjajakan ke arah itu, sudah dilakukan secara intensif. Tujuannya, di samping memperbesar skala usaha, juga untuk efisiensi dan upaya memberikan pelayanan lebih baik pada konsumen, yang targetnya makin diperluas. Jika langkah ini benar-benar terwujud, bisa dipastikan, tidak ada industri swasta yang mampu menandingi kebesaran koperasi di sektor persusuan Eropa bahkan dunia.

Manajemen Rantai Pasok

Kalau kita pilah-pilah frasa tersebut per kata, maka kita akan memperoleh dua kata yaitu rantai dan pasokan. Rantai menggambarkan aktivitas yang tidak terputus antara satu aktivitas dengan aktivitas lainnya dalam suatu sistem dan pasokan menggambarkan adanya aliran barang/material dalam rantai itu. Pertanyaan selanjutnya, apa saja yang dipasok..? Nah, untuk mempelajari lebih lanjut marilah kita pahami pengertiannya lebih jauh.
Coba Anda bayangkan , aktivitas apa saja yang terjadi dalam suatu pabrik….? Anda akan memabyangkan penggunaan mesin-mesin dan peralatan yang bersuara gaduh, kemudian ada suatu produk yang berjalan diantara mesin-mesin itu, kemudian produk tersebut dikemas dan disimpan. Tapi, sebenarnya hal itu merupakan bagian dari suatu rangkaian aktivitas secara menyeluruh.
 Darimana bahan baku diperoleh?...
 Bagaimana memperolehnya?...
 Bagaimana mengolahnya?...
 Bagaimana mendistribusikannya?...
Nah,gambaran sederhana proses konversi dalam industri manufaktur adalah suatu pabrik memperoleh bahan baku, bahan pembantu, dan peralatan dari para pemasoknya. Kemudian bahan-bahan tersebut diolah dalam pabrik melalui berbagai macam proses produksi agar menjadi suatu barang, baik barang jadi maupun barang setengah jadi, yang dapat dijual kepada pembeli selanjutnya.
Dari pengertian tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa manajemen rantai pasokan merupakan rangkaian aktivitas yang bertanggung jawab untuk menjamin ketersediaan pasokan mulai dari bahan-bahan masuk produksi sampai menjadi barang jadi dan akhirnya dikirim kepada pelanggan.
Manajemen rantai pasokan menjadi sangat penting ketika keberlangsungan proses produksi dan operasi harus terjaga terus menerus sepanjang waktu pengerjaan. Bayangkan bagaimana jika di tengah-tengah produksi harus terhenti karena kehabisan bahan baku..? berapa banyak waktu yang terbuang atau berapa banyak kerugian yang ditimbulkan karena produksi macet. Disinilah pentingnya manajemen rantai pasok untuk menjaga semua aktivitas dalam sistem tetap berjalan seperti yang diharapkan.
PERSEDIAAN DALAM RANTAI PASOKAN
Saudara mahasiswa, kunci keberhasilan dalam rantai pasokan adalah tersedianya bahan dan berjalannya aliran bahan. Dalam manajemen rantai pasokan, terdapat persediaan yang perlu dikelola dengan baik, yaitu:
1.     Bahan baku (raw materials): mata rantai bahan baku adalah ada di pabrik pembuat bahan baku ini, dan mata rantai terakhir ada di pabrik pembuat produk akhir (bukan di konsumen akhir). Bahan baku ini di pabrik pembuat produk akhir digabung dengan bahan penolong, dan dengan teknologi tertentu diolah menjadi bahan setengah jadi dan bahan jadi.
2.   Barang setengah jadi (work in process product): mata rantai barang setengah jadi bermula di pabrik pembuat bahan jadi. Bahan setengah jadi adalah hasil dari proses bahan baku. Bahan setengah jadi dapat langsung diproses di pabrik yang sama menjadi bahan jadi, tetapi dapat juga dijual  kepada konsumen sebagai komoditas. Jadi, akhir dari mata rantai akan sangat tergantung dari hal di atas, bisa pendek dan bisa panjang. Akhir mata rantai ada di konsumen akhir pengguna atau pembeli hasil produksi tersebut. Persediaan jenis ini adalah persediaan yag digunakan untuk menunjang pabrik pembuat barang jadi tersebut, yaitu untuk pemeliharaan, perbaikan, dan operasi peralatan pabriknya. Mata rantainya bermula dari pabrik pembuat material MRO tadi dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi tersebut, sebagai the final user (manufacturer).
3. Barang komoditas (commodity): persediaan jenis ini adalah barang yang dibeli oleh perusahaan tertentu sudah dalam bentuk barang jadi dan diperdagangkan, dalam arti dijual kembali kepada konsumen. Di perusahaan tersebut, barang ini dapat diproses lagi, misalnya diganti bungkusnya atau diperkecil kemasannya, tetapi dapat juga dijual lagi langsung dalam bentuk asli seperti saat dibeli. Mata rantai persediaan jenis ini bermula dari pabrik pembuat komoditas tersebut dan berakhir pada konsumen akhir pengguna barang tersebut. Barang komoditas kadang-kadang juga disebut resales commodities, karena memang barang tersebut dibeli untuk dijual lagi dengan keuntungan tertentu.
4.  Barang  proyek: Persediaan jenis ini adalah material dan suku cadang yang digunakan untuk membangun proyek tertentu, misalnya membuat pabrik baru. Mata rantai panjangnya hampir sama dengan MRO materials, jadi bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang dimaksud.

PROSES BISNIS RANTAI PASOKAN
Pada manajemen rantai pasokan, aktivitas-aktivitas dibagi-bagi menjadi beberapa proses bisnis, antara lain:
1.     Customer Relationship Management (CRM): langkah pertama manajemen ratai pasok  adalah mengidentifikasi pelanggan utama atau pelanggan yang kritis bagi perusahaan. Aktivitas ini melibatkan tim pelayanan pelanggan (customer service) yang membuat dan melaksanakan program-program bersama, persetujuan produk dan jasa, serta menetapkan  tingkat kinerja tertentu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2.   Customer Service Management (CSM): CSM merupakan sumber tunggal informasi pelanggan yang mengurus persetujuan produk dan jasa. Customer Servicememberitahukan pelanggan informasi mengenai tanggal pengiriman dan ketersediaan produk melalui hubungannya dengan bagian produksi dan distribusi. Pelayanan setelah penjualan juga perlu, intinya harus secara efisien membantu pelanggan mengenai aplikasi dan rekomendasi produk.
3. Demand Management: proses ini harus menyeimbangkan kebutuhan pelanggan dengan kemampuan pasokan perusahaan, menentukan apa yang akan dibeli pelanggan dan kapan. Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan data point-of-saledan data pelanggan “inti” untuk mengurangi ketidakpastian dan aliran yang efisien melalui rantai pasok.
4.    Customer Demand Fulfillment: proses penyelesaian pesanan ini secara efektif memerlukan integrasi rencana kerja antara produk, distribusi dan transportasi. Hubungan dengan rekan kerja yakni anggota primer rantai pasok dan anggota sekunder diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mengurangi total biaya kirim ke pelanggan.
5. Manufacturing Flow Management: biasanya perusahaan memproduksi barang lalu dibawa ke bagian distribusi berdasarkan ramalan historik. Produk dihasilkan untuk memenuhi jadwal produksi. Seringkali produk yang salah mengakibatkan persediaan yang tidak perlu, meningkatkan biaya penanganan/penyimpanan dan pengiriman produk terhambat. Dengan manajemen rantai pasok, produk dihasilkan berdasarkan kebutuhan pelanggan. Jadi barang produksi harus fleksibel dengan perubahan pasar. Untuk itu diperlukan kemampuan berubah secara cepat untuk menyesuaikan dengan variasi kebutuhan massal. Untuk mencapai proses produksi tepat waktu dengan ukuran lot minimum, manajer harus berfokus pada biaya-biaya setup/perubahan yang rendah termasuk merekayasa ulang proses, perubahan dalam desain produk dan perhatian pada rangkian produk.
6. Procurement: membina hubungan jangka panjang dengan sekelompok pemasok dalam arti hubungan win-win relationship akan mengubah sistem beli tradisional. Hubungan ini adalah melibatkan pemasok sejak tahap desain produk, sehingga dapat mengurangi siklus pengembangan produk serta meningkatkan koordinasi antaraengineering, purchasing dan supplier pada tahap akhir desain.
7.    Pengembangan Produk dan Komersialisasi: untuk mengurangi waktu masuknya produk ke pangsa pasar, pelanggan dan pemasok seharusnya dimasukkan ke dalam proses pengembangan produk. Bila siklus produk termasuk singkat maka produk yang tepat harus dikembangkan dan dilauching pada waktu singkat dan tepat agar perusahaan kuat bersaing.
8. Retur: proses manajemen retur yang efektif memungkinkan kita mengidentifikasi produktivitas kesempatan memperbaiki dan menerobos proyek-proyek agar dapat bersaing. Retur di Xerox berupa peralatan, komponen, supplier dan competitive trade-ins. Ketersediaan retur (return to available) adalah pengukuran waktu siklus yang di perlukan untuk mencapai pengembalian asset (return on asset) pada status yang digunakan. Pengukuran ini penting bagi pelanggan yang memerlukan produk pengganti dalam waktu singkat bila terjadi produk gagal. Selain itu, perlengkapan yang digunakan untuk scrap dan waste dari bagian produksi diukur pada waktu organisasi menerima uang cash.


Minggu, 26 Oktober 2014

Mengenal Menteri Koperasi dan UKM di Kabinet Kerja


Nama Lengkap                         : Anak Agung  Gede Ngurah Puspayoga
Tempat, Tanggal Lahir             : Denpasar, 7 Juli 1965
PENDIDIKAN :
Umum :
   - SD Negeri 10, Denpasar ( 1977 )
   - SMP Negeri 1, Denpasar ( 1981 )
   - SMA Negeri 1, Denpasar ( 1984 )
   - Universitas Ngurah Rai, Denpasar (S-1) ( 1991 )
PERJALANAN KARIER:
Pekerjaan:
   - Dosen Universitas Ngurah Rai, Denpasar
Pemerintahan:
   - Wali Kota Denpasar ( 2000 - 2005 )
   - Wali Kota Denpasar ( 2005 - 2008 )
   - Wakil Gubernur Bali ( 2008 - 2013 )
Legislatif:
   - DPRD Kab/Kota dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) ( 1999 - 2000 )



Perencanaan Keuangan

Financial planning….
financial plan…..
perencanaan keuangan…
kata-kata yang akrab kita dengar setahun belakangan ini. Tetapi, apakah sebenernya kita paham apa yang dimaksud dengan financial planning alias perencanaan keuangan?
Perencanaan keuangan (Financial Planning) adalah sebuah proses dimana seorang individu berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan finansialnya melalui pengembangan dan implementasi dari sebuah rencana keuangan (financial plan) yang komprehensif. Maka perencanaan keuangan itu secara konsep merupakan suatu aktifitas yang terdiri dari beberapa elemen. Artinya, kalau seseorang bisa dengan bangga menyatakan “Yes, I am doing financial planning now”, maka dia harus punya beberapa hal berikut:
a.       Harus ada tujuan-tujuan financial yang mau dicapai,
b.      Harus ada jangka waktu atau periode untuk memenuhi tujuan tersebut,
c.       Harus ada action plan yang jelas dan praktis untuk dilakukan,
d.  Harus ada sumber daya yang bisa digunakan untuk menjalankan action plan.
e.      Harus ada sejumlah faktor resiko yang terkait dengan pilihan sumber daya.
Jika ternyata ada satu elemen saja yang hilang, maka konsep perencanaan keuangan itu sudah tidak ada alias bubar. Sering kami cermati individu-individu yang kerap mengaku punya rencana keuangan, tetapi tidak bisa menyebutkan tujuan finansialnya secara pasti. Atau  ada juga yang punya tujuan-tujuan financial tetapi tidak memiliki action plan yang jelas untuk mencapai tujuannya tersebut.
Selain itu, perencanaan keuangan adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti alias selalu berkelanjutan. Hidup itu ibarat roda yang terus berputar demikian juga proses perencanaan keuangan. Hal ini dikarenakan keadaan keuangan seseorang atau sebuah keluarga akan selalu berubah-ubah sejalan dengan perubahan kebutuhan keuangan, keadaan ekonomi, dan tahapan kehidupan.
Contohnya, bila sebelumnya lajang kemudian menikah, tentunya akan merubah secara drastis rencana keuangan seseorang. Tadinya hanya untuk satu orang sekarang sudah menjadi keluarga. Begitu pula bila keluarga mengalami penambahan anggota keluarga melalui kelahiran anak mau pun pengurangan anggota keluarga karena meninggal dunia. Semua perubahan itu tentunya memiliki dampak finansial yang tidak sedikit.
Apa itu Rencana Keuangan?
Perencanaan keuangan yang baik akan menghasilkan sebuah rencana keuangan (financial plan) yang jelas  dan memudahkan si pemilik rencana untuk mencapai tujuan finansialnya. Rencana keuangan ini ibarat sebuah peta blueprint yang dapat menunjukkan kemana arah kondisi keuangan individu atau keluarga akan berjalan. Sebuah rencana keuangan yang komprehensif dan lengkap haruslah terdiri dari empat bagian berikut:
1.       Manajemen kekayaan (wealth management),
2.       Perencanaan asuransi (risk and insurance planning),
3.       Perencanaan pensiun (pension planning),
4.       Perencanaan pengalihan harta bawaan (pension planning).
Jadi, kalau ternyata rencana keuangan kita saat ini baru terkonsentrasi hanya di manajemen kekayaan saja, maka artinya konsep yang kita pahami mengenai sebuah rencana keuangan masih belum tepat. Oleh karena itu, setelah membaca tulisan ini, kami tentu sangat berharap bahwa paling tidak kita tahu apa itu perencanaan keuangan dan bagaimana konsep rencana keuangan yang tepat.


IKOPIN Ambil Bagian Dalam Industri Kelapa Sawit Indonesia

Penandatanganan MOU antara Institut Koperasi Indonesia (IKOPIN) dengan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) di Ruang Auditoriom Departemen Pertanian - Jakarta. Isi piagam kerjasama diarahkan pada pengembangan Kelembagaan dan Organisasi Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Anggota Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia. Ikopin the right business School for Indonesia. *IF

Senin, 13 Oktober 2014

Tips Berbisnis, Modal Sedikit.

Halo, Pengunjung Kampusnya Koperasi kali ini akan memberikan tips berbisnis dengan modal sedikit. Hmm seperti apa ya tipsnya, simak disini :)
1)      Maksimalkan Modal.
Saat memulai bisnis dengan modal yang minim maka saat itu juga harus siap dengan strategi yang solid dan efektif. Usahakan untuk produksi sendiri daripada menggunakan jasa pihak ketiga. Lebih baik lagi jika bisa berpartner dengan investor.
2)     Sumber Daya di Sekitar Kita.
Manfaatkan sumber daya yang ada di sekitar semaksimal mungkin, tidak harus baru dan serba canggih. Manfaatkan apapun yang ada di sekitarmu, misalnya gunakan garasi rumah untuk jadi area produksi daripada sewa tempat.
3)     Pemasaran.
Pilih alat pemasaran yang minim biaya, contoh social media. Kalau bisa gratis dan efektif, manfaatkan yang gratis. Selain social media, kamu juga bisa memanfaatkan blog atau website. Biaya langganan domainnya, relatif murah, kok!
4)      Rencana Belanja yg Bijak.
Buatlah rencana belanja dengan bijak agar tak salah langkah dalam mengelola modal usaha. Jika sudah ada keuntungan, gunakan dengan seefisien mungkin. Jika tak benar2 perlu, jangan dibelanjakan.

Empat langkah tadi bisa kamu manfaatkan utuk memulai bisnis. Modal kecil, bukan halangan, kan? #Do_The_Best

Co-operative Study Club Ikopin

Co-operative Study Club Ikopin, suatu komunitas mahasiswa Ikopin, yang peduli pada masalah kaderisasi dan Riset tentang Koperasi, telah mengadakan diskusi perkoperasian dengan narasumber diantaranya Suroto, Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Koperasi. Suroto adalah tokoh muda yg menjadi "motor utama" dan juru bicara Koalisi Ornop untuk Demokrasi Ekonomi, yang (berhasil) memenangkan gugatan terhadap UU no 17 th 2012 tentang UU Perkoperasian. Menurut Suroto, UU perkoperasian telah mencabut ruh Kedaulatan Rakyat, Demokrasi Ekonomi, Asas Kekeluargaan dan Kebersamaan. Materi yang digugat ketika itu adalah terkait Defenisi Koperasi, Modal Penyertaan, Pangawas dan wadah tunggal Dekopin (dikaitkan dg pasal 28, pasal 33 dan Pembukaan UUD 45). Menurutnya, aturan Koperasi harus berbadan hukum yg berbasis "capital bassed Association" bertentangan dengan jati diri koperasi yg menekankan "people based association". Setelah pasca penetapan MK, untuk kembali ke UU no 25 th 1992 pun, menurut Suroto, ibarat buah simalakama, karena kualitas UU yang lama pun diangga buruk.
        Co operative Study Club Ikopin, teruslah berkiprah. Anda semua adalah pijar muda dari kampus Ikopin, penegak Ekonomi Konstitusi. Ikopin the right business School for Indonesia.IF

Konsep Dasar /Filosofi Pemasaran

Manajer pemasaran dalam melakukan aktifitasnya perlu memikirkan orientasi atau filosofi yang mendasari upaya pemasarannya. Melalui filosofi tersebut kegiatan pemasaran mempunyai pola orientasi bisnis dan pemasaran baik pada perusahaan, pelanggan ataupun masyarakat.
Terdapat lima konsep sebagai bentuk filosofi dalam pemasaran yaitu konsep  produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran dan konsep pemasaran kemasyarakatan.
1.    Konsep produksi yaitu konsep yang berorientasi produksi menekankan bahwa kegiatan produksi harus diutamakan dan dilakukan sebanyak-banyaknya untuk memenuhi permintaan. Tujuan konsep produksi adalah pencapaian efisiensi prosuksi, biaya rendah, dan distribusi massa.
2.  Konsep produk yaitu konsep yang menekankan bahwa sukses pemasaran tergantung pada kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan yang memakai konsep ini selalu berusaha memenangkan persaingan melalui pembuatan produk unggulan Perusahaan selalu berupaya menghasilkan produk berkulitas dan terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas produknya.
3. Konsep penjualan yang menekankan bahwa konsumen tidak akan mengkonsumsi produk dari suatu perusahaan, apabila perusahaan tersebut tidak melakukan usaha promosi dan penjualan yang agresif.
4.  Konsep pemasaran merupakan konsep yang lebih menitikberatkan pada kepentingan pelanggan atau kepuasan konsumen. Filosofi konsep pemasaran dikemukakan oleh Kotler sebagai berikut:
a.   Konsep pemasaran  sebagai filosofi berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibanding  pesaingnya. Dengan demikian konsep pemasaran sebagai filosofi mencakup tiga unsur, yaitu:
a)    Orientasi  pelanggan. Orientasi pelanggan terdiri dari kegiatan penentuan produk dan program pemasarannya melalui pengembangan dan implementasi strategi pemasaran.
b) Pemasaran yang terkoordinasi dan terintegrasi. Perlunya koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran pada berbagai unit di dalam perusahaan ditujukan untuk dapat memberikan kepuasan pelanggan.
c)     Pencapaian tujuan kinerja organisasi. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapatkan laba atau tingkat keuntungan yang layak yang dapat digunakan untuk mengembangkan perusahaan.
b.     Perbedaan konsep pemasaran dengan konsep penjualan pada titik tolak, pusat perhatian (fokus), prosedur dan alat, serta hasil akhirnya. Konsep penjualan berawal dari keinginan perusahaan, memfokuskan pada usaha mempertahankan produk melalui upaya promosi dan penjualan sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan laba yang tinggi. Sedangkan konsep pemasaran titik tolaknya adalah keinginan pasar, fokusnya pada usahamemnuhi kebutuhan konsumen, melakukan pemasaran yang terintegrasi, dan hasil akhirnya adalah pencapaian laba yang diperoleh dengan cara memuaskan pelanggan.
5.     Konsep pemasaran kemasyarakatan. Konsep ini merupakan perkembangan dari konep pemasaran yang disesuaikan dengan perubahan sejalan dengan adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya memelihara keseimbangan lingkungan dan sosial, serta kesejahteraan masyarakat. Konsep ini menekankan bahwa tugas organisasi adalah memahami kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan meningkatkan kepuasan konsumen lebih efektif dan efisien dibanding pesaing untuk mencapai kesejahteraan sosial konsumen. Beberapa faktor yang mendorong berkembangnya konsep ini adalah isu-isu tentang lingkungan hijau (green marketing), pemasaran sosial, etika dan moral berbisnis, serta profit oriented versus social oriented. Perusahaan harus lebih berorientasi pada umat dan kelangsungan hidup agar tidak terjadi konflik kepentingan antara produsen dengan masyarakat. Misal perusahaan penyedap rasa perlu mencantumkan label halal dan mendapat sertifiksi dari majelis Ulama Indonesia (MUI) agar produknya tidak dijauhi oleh konsumen. Perusahaan kayu lapis baru dapat memasarkan produknya apabila mendapatkan sertifikasi ecolabel dari dunia untuk menjamin perusahaan yang bersangkutan malakukan penanaman hutan kembali dan sisa-sisa proses produksinya telah didaur ulang menjadi produk yang bermanfaat. Konsumen sekarang ini menghendaki adanya tanggungjawab sosial dari produsen produk-produk yang bahannya berasal dari hutan agar dapat menjaga kelestarian hutan demi terciptanya kesejahteraan masyarakat dunia.
Perkembangan dewasa ini menunjukkan adanya ketidakpuasan konsumen terhadap barang yang dibelinya karena terdapat ketidaksesuaian antara kenyataan dengan propaganda perusahaan. Pada kenyataannya banyak perusahaan yang hanya memikirkan keuntungan yang besar tanpa memperhatikan kepentingan konsumen. Ini tidak sesuai dengan Konsep Pemasaran yang berusaha memberikan kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba jangka panjang. Untuk itu  masalah konsumerisme menjadi menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Cravens dan Hills mengemukakan konsumerisme sebagai berikut. Konsumerisme adalah kekuatan sosial di dalam lingkungan yang ditujukan untuk membantu dan melindungi konsumen dengan menggunakan hukum, modal dan tekanan ekonomi terhadap perusahaan.