Kalau kita pilah-pilah frasa tersebut per kata, maka kita akan
memperoleh dua kata yaitu rantai dan pasokan. Rantai menggambarkan aktivitas
yang tidak terputus antara satu aktivitas dengan aktivitas lainnya dalam suatu
sistem dan pasokan menggambarkan adanya aliran barang/material dalam rantai
itu. Pertanyaan selanjutnya, apa saja yang dipasok..? Nah, untuk mempelajari
lebih lanjut marilah kita pahami pengertiannya lebih jauh.
Coba Anda bayangkan ,
aktivitas apa saja yang terjadi dalam suatu pabrik….? Anda akan memabyangkan
penggunaan mesin-mesin dan peralatan yang bersuara gaduh, kemudian ada suatu
produk yang berjalan diantara mesin-mesin itu, kemudian produk tersebut dikemas
dan disimpan. Tapi, sebenarnya hal itu merupakan bagian dari suatu rangkaian
aktivitas secara menyeluruh.
Darimana bahan baku diperoleh?...
Bagaimana memperolehnya?...
Bagaimana mengolahnya?...
Bagaimana mendistribusikannya?...
Nah,gambaran sederhana
proses konversi dalam industri manufaktur adalah suatu pabrik memperoleh bahan
baku, bahan pembantu, dan peralatan dari para pemasoknya. Kemudian bahan-bahan
tersebut diolah dalam pabrik melalui berbagai macam proses produksi agar
menjadi suatu barang, baik barang jadi maupun barang setengah jadi, yang dapat
dijual kepada pembeli selanjutnya.
Dari pengertian tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa
manajemen rantai pasokan merupakan rangkaian aktivitas yang bertanggung jawab
untuk menjamin ketersediaan pasokan mulai dari bahan-bahan masuk produksi
sampai menjadi barang jadi dan akhirnya dikirim kepada pelanggan.
Manajemen rantai pasokan menjadi sangat penting ketika
keberlangsungan proses produksi dan operasi harus terjaga terus menerus
sepanjang waktu pengerjaan. Bayangkan bagaimana jika di tengah-tengah produksi
harus terhenti karena kehabisan bahan baku..? berapa banyak waktu yang terbuang
atau berapa banyak kerugian yang ditimbulkan karena produksi macet. Disinilah
pentingnya manajemen rantai pasok untuk menjaga semua aktivitas dalam sistem
tetap berjalan seperti yang diharapkan.
PERSEDIAAN DALAM RANTAI PASOKAN
Saudara mahasiswa, kunci keberhasilan dalam rantai pasokan
adalah tersedianya bahan dan berjalannya aliran bahan. Dalam manajemen rantai
pasokan, terdapat persediaan yang perlu dikelola dengan baik, yaitu:
1. Bahan baku (raw
materials): mata
rantai bahan baku adalah ada di pabrik pembuat bahan baku ini, dan mata rantai
terakhir ada di pabrik pembuat produk akhir (bukan di konsumen akhir). Bahan
baku ini di pabrik pembuat produk akhir digabung dengan bahan penolong, dan
dengan teknologi tertentu diolah menjadi bahan setengah jadi dan bahan jadi.
2. Barang setengah jadi (work
in process product): mata rantai barang setengah jadi bermula di pabrik pembuat
bahan jadi. Bahan setengah jadi adalah hasil dari proses bahan baku. Bahan
setengah jadi dapat langsung diproses di pabrik yang sama menjadi bahan jadi,
tetapi dapat juga dijual kepada konsumen sebagai komoditas. Jadi, akhir
dari mata rantai akan sangat tergantung dari hal di atas, bisa pendek dan bisa
panjang. Akhir mata rantai ada di konsumen akhir pengguna atau pembeli hasil
produksi tersebut. Persediaan jenis ini adalah persediaan yag digunakan untuk
menunjang pabrik pembuat barang jadi tersebut, yaitu untuk pemeliharaan,
perbaikan, dan operasi peralatan pabriknya. Mata rantainya bermula dari pabrik
pembuat material MRO tadi dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi
tersebut, sebagai the final user (manufacturer).
3. Barang komoditas (commodity): persediaan jenis ini
adalah barang yang dibeli oleh perusahaan tertentu sudah dalam bentuk barang
jadi dan diperdagangkan, dalam arti dijual kembali kepada konsumen. Di
perusahaan tersebut, barang ini dapat diproses lagi, misalnya diganti
bungkusnya atau diperkecil kemasannya, tetapi dapat juga dijual lagi langsung
dalam bentuk asli seperti saat dibeli. Mata rantai persediaan jenis ini bermula
dari pabrik pembuat komoditas tersebut dan berakhir pada konsumen akhir
pengguna barang tersebut. Barang komoditas kadang-kadang juga disebut resales
commodities, karena memang barang tersebut dibeli untuk dijual lagi dengan
keuntungan tertentu.
4. Barang proyek: Persediaan jenis ini adalah material dan
suku cadang yang digunakan untuk membangun proyek tertentu, misalnya membuat
pabrik baru. Mata rantai panjangnya hampir sama dengan MRO materials, jadi
bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan
pembuat barang jadi yang dimaksud.
PROSES BISNIS RANTAI PASOKAN
Pada manajemen rantai pasokan, aktivitas-aktivitas dibagi-bagi
menjadi beberapa proses bisnis, antara lain:
1. Customer Relationship Management (CRM): langkah pertama
manajemen ratai pasok adalah mengidentifikasi pelanggan utama atau
pelanggan yang kritis bagi perusahaan. Aktivitas ini melibatkan tim pelayanan
pelanggan (customer service) yang membuat dan melaksanakan
program-program bersama, persetujuan produk dan jasa, serta menetapkan
tingkat kinerja tertentu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Customer Service Management (CSM): CSM merupakan sumber
tunggal informasi pelanggan yang mengurus persetujuan produk dan jasa. Customer
Servicememberitahukan pelanggan informasi mengenai tanggal pengiriman dan
ketersediaan produk melalui hubungannya dengan bagian produksi dan distribusi.
Pelayanan setelah penjualan juga perlu, intinya harus secara efisien membantu
pelanggan mengenai aplikasi dan rekomendasi produk.
3. Demand Management: proses ini harus menyeimbangkan kebutuhan pelanggan dengan
kemampuan pasokan perusahaan, menentukan apa yang akan dibeli pelanggan dan
kapan. Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan data point-of-saledan
data pelanggan “inti” untuk mengurangi ketidakpastian dan aliran yang efisien
melalui rantai pasok.
4. Customer Demand Fulfillment: proses penyelesaian
pesanan ini secara efektif memerlukan integrasi rencana kerja antara produk,
distribusi dan transportasi. Hubungan dengan rekan kerja yakni anggota primer
rantai pasok dan anggota sekunder diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
dan mengurangi total biaya kirim ke pelanggan.
5. Manufacturing Flow Management: biasanya perusahaan
memproduksi barang lalu dibawa ke bagian distribusi berdasarkan ramalan
historik. Produk dihasilkan untuk memenuhi jadwal produksi. Seringkali produk
yang salah mengakibatkan persediaan yang tidak perlu, meningkatkan biaya
penanganan/penyimpanan dan pengiriman produk terhambat. Dengan manajemen rantai
pasok, produk dihasilkan berdasarkan kebutuhan pelanggan. Jadi barang produksi
harus fleksibel dengan perubahan pasar. Untuk itu diperlukan kemampuan berubah
secara cepat untuk menyesuaikan dengan variasi kebutuhan massal. Untuk mencapai
proses produksi tepat waktu dengan ukuran lot minimum, manajer harus berfokus
pada biaya-biaya setup/perubahan yang rendah termasuk merekayasa ulang proses,
perubahan dalam desain produk dan perhatian pada rangkian produk.
6. Procurement: membina hubungan jangka panjang dengan sekelompok pemasok
dalam arti hubungan win-win relationship akan mengubah sistem
beli tradisional. Hubungan ini adalah melibatkan pemasok sejak tahap desain
produk, sehingga dapat mengurangi siklus pengembangan produk serta meningkatkan
koordinasi antaraengineering, purchasing dan supplier pada
tahap akhir desain.
7. Pengembangan Produk dan Komersialisasi: untuk mengurangi waktu
masuknya produk ke pangsa pasar, pelanggan dan pemasok seharusnya dimasukkan ke
dalam proses pengembangan produk. Bila siklus produk termasuk singkat maka
produk yang tepat harus dikembangkan dan dilauching pada waktu singkat dan
tepat agar perusahaan kuat bersaing.
8. Retur: proses manajemen retur yang efektif memungkinkan kita
mengidentifikasi produktivitas kesempatan memperbaiki dan menerobos
proyek-proyek agar dapat bersaing. Retur di Xerox berupa peralatan, komponen,
supplier dan competitive trade-ins. Ketersediaan retur (return to available)
adalah pengukuran waktu siklus yang di perlukan untuk mencapai pengembalian
asset (return on asset) pada status yang digunakan. Pengukuran ini penting bagi
pelanggan yang memerlukan produk pengganti dalam waktu singkat bila terjadi
produk gagal. Selain itu, perlengkapan yang digunakan untuk scrap dan waste dari
bagian produksi diukur pada waktu organisasi menerima uang cash.