PRICING POLICY AMONG COOPERATIVES
(Ulrich
Fehl/Jorgen Zorcher)
PENDAHULUAN.
Pernyataan
klasik dalam kehidupan koperasi adalah bagaimana menetapkan harga secara tepat
terhadap barang/jasa yang dimanfaatkan oleh anggota dari Layanan-layanan
koperasi. Menghadapi harga yang berlaku di pasar persaingan, sebenarnya
koperasi memiliki kebebasan untuk menetapkan harga Layanan terhadap anggota.
Prinsip “potongan haraga” di dalam koperasi didasarkan pada prinsip menutupi
biaya. Di dalam jangka waktu panjang, perdebatan mengenai cara menetapkan harga Layanan
koperasi terus berlangsung. Perusahaan koperasi menganggap bahwa di bidang
ekonomi dapat di gunakan pendekatan teori ekonomi yang sama. Hans Ohm (1995)
menyatakan bahwa di Amerika diterapkan teori ekonomi Neo-klasik dan Ohm
mengkritik pendekatan tersebut. Ohm berpendapat bahwa dalam hal kebijakan harga koperasi seharusnya dilakukan
pendekatan baru dan bukan sepenuhnya berdasarkan pada teori ekonomi yang sudah
ada.
KOPERASI SEBAGAI ENTITAS EKONOMI
BARU
Berdasarkan
observasinya, Ohm menyatakan bahwa koperasi merupakan bentuk entitas ekonomi
baru bila dibandingkan dengan bentuk unit-unit ekonomi lainnya. Koperasi
dianggap tipe yang ideal dimana tingkat harga optimal ditentukan oleh
transaksinya dengan anggota. Ohm menganggap bahwa anggota koperasi memiliki
motivasi ekonomi sepenuhnya ketika meraka bergabung kedalam koperasi, yaitu
motivasi memaksimumkan dayaguna atai laba, tetapi, posisi mereka sebagai
individu-individu cukup lemah didalam menghadapi pasar, sehingga upaya
melakukan “ kombinasi Horizontal” dan “ integrasi vertical” perlu dilakukan
dalam bentuk koperasi.
Kombinasi
Horizontal adalah amalgamasi fungsi perusahaan-perusahaan individual ke dalam
fungsi gabungan di dalam koperasi. Melalui penggabungan fungsi kegiatan yang
sama ini dapat diciptakan penurunan biaya marjinal baik dalam posisi sebagai
permintaan atau penawaran di pasar, sebagai dampak difasilitasi oleh perusahaan
koperasi. Mereka juga dapat memperkuat posisinya di pasar melalui kekuatan
gabungan di dalam koperasi. INTEGRSI VERTIKAL adalah menyatukan sistem control
di dalam tahap-tahap produksi melalui pembagian kerja atau melalui lembaga baru
yang dibentuk bersama, berrafiliasi satu sama lain melalui hubungan di pasar.
Keberadaan koperasi yang merupakan supervise terhadap jenjang-jenjang tahapan
produksi memungkinkan anggota meraih nilai tambah yang dihasilkan dari sistem
pasar persaingan tidak sempurna yang diciptakan melalui koperasi, sesuai dengan
kondisi masing-masing anggota. Perusahaan koperasi akan mengembalikan surplus
yang terjadi kepada anggotanya, karena sebagai koperasi akan mengikuti prinsip
hanya menutupi biayanya saja ( Principle of cots coverage).
Memperhatikan
karaktristik koperasi seperti yang diuraikan itu, Ohm menyimpulkan bahwa
koperasi merupakan entitas ekonomi bentuk baru, tidak seperti perusahaan yang
sudah umum dikenal. Ohm tidak dapat melihat secara jelas adanya hubungan pasar
diantara anggota sebagai pemilik dengan koperasi sebagai perusahaan. Koperasi
lebih menyerupai perusahaan pendukung atau suplemen dari para anggotanya.
Selama koperasi berperan sebagai wujud kombinasi horizontal dari sejumlah
anggotanya ( sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggannya) maka koperasi
tidak seperti perusahaan yang berdiri sendiri. Anggota yang pemilik dan
pelanggan itu, membangun aktivitas bersama, mengintgrasikan tahapan baru di
dalam berproduksi ke dalam koperasi, menanggung risiko bisnis bersama dan
menempatkan koperasi sebagai Wahana pengambilan keputusan bersama, dengan tetap
mempertahankan otonomi ekonomi masing-masing. Ohm tidak menyatakan koperasi
sebagai perusahaan kolektif terintegrasi dengan bentuk perusahaan kapitalistik
lainnya. Perbedaan hakiki yang terletak pada kriteria anggota sebagai pemilik
sekaligus pelanggan. Koperasi juga tidak dapat disamankan dengan kartel.
Perbedaan itu terutama sekali dapat dilihat dari kriteria bahwa di dalam
perusahaan kapitalistik maka pertisipasi modal menjadi dasar eksistensi
perusahaan, sedangkan di dalam perusahaan koperasi maka partisipasi dalam
operasi perusahaan merupakan basis eksistensi koperasi.
KEBIJAKAN HARGA KOPERASI
Mengikuti
pemikiran Hans Ohm (1955) yang didasarkan pada teori koperasi dan teori ekonomi
Neoklasik, serta dengan pendekatan model koperasi pembelian, Rolf Eschenburg
(IHCO : 1994 : 92-100) menyusun suatu model analisis yang dapat digunakan sebagai
dasar dalam pembahasan kebijakan harga koperasi.
MODEL NEOKLASIK DALAM KOPERSI
PENGADAAN INPUT
Anggota
koperasi adalah subjek ekonomi yang berorientasi kepada maksimalisasi laba (
dalam aktifitas usaha) atau maksimalisasi dayaguna (dalam mengkonsumsi) dan
berusaha mencapai Tujuannya dengan mendirikan perusahaan koperasi. Katakanlah
koperasi berupaya mengadakan input produksi untuk memenuhi kebutuhan
anggotanya. Setiap anggota bebas menetapkan berapa harga input yang telah
diadakannya. Anggota diwajibkan untuk tidak membeli input dari sumber lain.
Dengan demikian, koperasi harus menyediakan sejumlah input produksi sesuai
dengan jumlah kebutuhan seluruh anggota.
Dalam jangka pendek, koperasi
bekerja pada kondisi biaya marjinal ( Marjinal cost = MC ) yang menurun dan
kondisi biaya rata-rata ( average cost = AC ) membentuk huruf U. bila dianggap
koperasi tidak menanggung biaya tetap, berarti kurva AC identik dengan kurva
biaya variabel rata-rata (average variable cost = AVC). Sesuai dengan kebutuhan
anggota, koperasi mengadakan input m agar anggota mampu memproduksi x sesuai
dengan rencana produksinya pada tingkat harga jual x tertentu.