Manajemen keuangan bukan hanya berkutat seputar pencatatan akuntansi. Dia merupakan bagian penting dari manajemen program dan tidak boleh dipandang sebagai suatu aktivitas tersendiri yang menjadi bagian pekerjaan orang keuangan. Manajemen keuangan lebih merupakan pemeliharaan suatu kendaraan, apabila kita tidak memberinya bahan bakar dan oli yang bagus serta service teratur, maka kendaraan tersebut tidak akan berfungsi secara baik dan efisien. Lebih parah lagi, kendaraan tersebut dapat dirusak ditengah jalan dan gagal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.Jadi, manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semuah-murahnya dengan menggunakanya seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Dalam
prakteknya, Manajemen Keuangan adalah tindakan yang diambil dalam rangka
menjaga kesehatan keuangan organisasi. Untuk itu, dalam membangun sistem
manajemen keuangan yang baik maka diperlukan pengidentifikasian prinsip-prinsip
manajemen keuangan yang baik pula. Adapun 7 prinsip dari manajemen keuangan
yang harus diperhatikan:
1) Konsistensi (Consistency) : Sistem dan
kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari waktu ke waktu. Ini
tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi
perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten terhadap manajemen
keuangan merupakan suatu tanda bahwa terdapat manipulasi di dalam pengelolaan
keuangan.
2) Akuntabilitas
(Accountability) : Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum yang melekat
pada individu, kelompok, atau organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana,
peralatan, atau kewenangan yang diberikan pihak ketiga telah digunakan.
Organisasi harus dapat menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumber dayanya dan
apa yang telah dia capai sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan
dan penerima manfaat. Semua pemangku kepentingan berhak untuk mengetahui
bagaimana dana dan kewenangan digunakan.
3) Transparansi
(Transparency) : Organisasi harus terbuka dengan pekerjaannya, menyediakan
informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku
kepentingan. Termasuk di dalamnya menyiapkan laporan keuangan yang akurat,
lengkap, dan tepat waktu serta dapat dengan mudah diakses oleh pemangku
kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi tidak transparan, hal ini
mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.
4) Kelangsungan
Hidup (Viability) : Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat
strategic maupun operasional harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang
diterima. Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu ukuran tingkat
keamanan dan keberlanjutan keuangan organisasi. Manager organisasi harus
menyiapkan sebuah rencana keuangan yang menunjukkan bagaimana organisasi dapat
melaksanakan rencana strategiknya dan memenuhi kebutuhan keuangannya.
5) Integritas
(Integrity) : Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang
terlibat harus mempunyai integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan
keuangan juga harus dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan
pencatatan keuangan.
6) Pengelolaan
(Stewardship) : Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah
diperoleh dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Secara praktek, organisasi dapat melakukan pengelolaan
keuangan dengan baik melalui berhati-hati dalam perencanaan strategic,
identifikasi resiko-resiko keuangan, dan membuat sistem pengendalian dan sistem
keuangan yang sesuai dengan organisasi.
7) Standar
Akuntansi (Accounting Standards) : Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan
organisasi harus sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku
secara umum. Hal ini berarti bahwa setiap akuntan di seluruh dunia dapat mengerti
sistem yang digunakan organisasi.